Fadlan Muin
Ternate - LaweMas.Com. Maluku Utara sebagai salah satu penghasil nikel terbesar di Indonesia, kehadiran perusahaan asing di Halmahera Tengah dan Pulau Obi memberikan manfaat ekonomi signifikan, seperti penciptaan lapangan kerja, pendapatan pajak bagi pemerintah dan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi bahkan. Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi industri seperti pembuatan baja, baterai, peralatan listrik dan banyak lagi. Namun, aktivitas pertambangan nikel juga memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Salah satu dampak utama dari pertambangan nikel adalah degradasi lingkungan fisik. Proses penambangan dapat menyebabkan kerusakan dan perubahan ekosistem lokal seperti deforestasi, penurunan kualitas air, hilangnya keanekaragaman hayati serta kerusakan habitat. Pembukaan tambang, penggalian dan pemindahan material tanah yang luas dapat mengubah topografi dan hidrologi, mengakibatkan sedimentasi sungai sehingga sungai berubah arah serta mengganggu siklus air yang normal.
Selain itu,
pertambangan nikel berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan. Proses
pengolahan bijih nikel menggunakan bahan kimia seperti asam sulfat, amonia dan
logam berat seperti merkuri, cadmium dan logam lainnya. Jika tidak dikelola
dengan baik, limbah pertambangan yang mengandung bahan kimia berbahaya tersebut
dapat mencemari tanah, air tanah dan sumber air permukaan. Pencemaran ini
berdampak negatif pada kesehatan manusia dan ekosistem air, mengancam
keberlanjutan hayati dan kehidupan akuatik. Selain dampak langsung,
pertambangan nikel juga memiliki implikasi sosial dan ekonomi yang signifikan.
Pembukaan tambang nikel seringkali mengakibatkan perubahan sosial, seperti
migrasi penduduk, konflik lahan dan ketimpangan sosial. Hal ini sering terjadi
di lokasi pertambangan nikel di Halmahera Tengah dan Pulau Obi. Industri
pertambangan juga dapat berdampak pada mata pencaharian tradisional masyarakat
lokal, seperti pertanian, perikanan dan kegiatan ekonomi berbasis sumber daya
alam lainnya.
Aktivitas
pertambangan nikel perlu diperhatikan lebih serius dan saksama, peran kampus
sangat dibutuhkan sebagai lembaga peradaban, peran kampus dalam konteks
pertambangan nikel dan dampak lingkungan sangat penting untuk menciptakan
praktik-praktik yang lebih berkelanjutan dalam industri tersebut. Seperti
penelitian, pendidikan, kolaborasi, pemberdayaan masyarakat dan pengawasan.
Melalui penelitian, kampus dapat melakukan penelitian yang mendalam tentang
dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pertambangan nikel dan mencari solusi
yang inovatif. Dengan penelitian interdisipliner, kampus dapat memahami dampak
secara holistik dan mengembangkan teknologi, metode dan praktik yang lebih
ramah lingkungan. Penelitian dapat melibatkan studi tentang pengelolaan limbah,
pemulihan lahan, penggunaan energi terbarukan, atau pengendalian polusi dengan
tujuan untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Peran pendidikan,
kampus dapat memainkan peran penting dalam mendidik mahasiswa dan masyarakat
tentang pertambangan nikel dan dampak lingkungannya. Program pendidikan yang
mencakup mata kuliah, seminar, lokakarya dan program kesadaran lingkungan dapat
meningkatkan pemahaman tentang isu-isu lingkungan terkait dengan pertambangan nikel.
Kampus dapat menyediakan platform untuk diskusi dan debat terbuka tentang
tantangan dan solusi dalam industri pertambangan nikel yang berkelanjutan.
Peran
kolaborasi, kampus dapat berkolaborasi dengan industri pertambangan nikel dan
pemerintah dalam menciptakan praktik-praktik yang lebih berkelanjutan. Melalui
kemitraan dan kerjasama dengan pemangku kepentingan utama, kampus dapat
mempengaruhi kebijakan, peraturan dan standar yang berlaku dalam industri
pertambangan nikel. Kampus juga dapat membantu dalam pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia yang berkompeten dalam aspek teknis dan lingkungan
pertambangan nikel. Kemudian peran pemberdayaan masyarakat, kampus dapat
berperan dalam pemberdayaan masyarakat lokal yang terpengaruh oleh pertambangan
nikel dan dampak lingkungannya. Ini melibatkan transfer pengetahuan, pelatihan,
dan dukungan untuk pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan, sehingga
masyarakat dapat memiliki alternatif mata pencaharian yang tidak hanya
bergantung pada pertambangan nikel. Kampus juga dapat membantu dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak mereka dan memberikan akses
ke informasi dan sumber daya yang dibutuhkan untuk memperjuangkan perlindungan
lingkungan.
Dan terakhir
adalah pengawasan, kampus dapat berperan dalam melakukan pengawasan independen
terhadap aktivitas pertambangan nikel dan melaporkan pelanggaran atau dampak
lingkungan yang tidak sesuai. Dengan memiliki kebebasan akademik dan otonomi,
kampus dapat menjadi pengawas yang objektif dan memberikan informasi yang dapat
dipercaya kepada masyarakat, pemerintah dan lembaga terkait lainnya. Kampus
juga dapat mengadvokasi perlindungan lingkungan melalui publikasi, seminar atau
kampanye yang mendukung praktik-praktik berkelanjutan dalam industri pertambangan
nikel.
Melalui
peran kampus yang holistik dan multi-stakeholder dapat tercipta transformasi
dalam industri pertambangan nikel yang lebih berkelanjutan dan bertanggung
jawab terhadap dampak lingkungan. Dengan penelitian, pendidikan, kolaborasi,
pemberdayaan masyarakat dan pengawasan yang kuat, kampus dapat menjadi agen
perubahan yang signifikan dalam menghadapi tantangan lingkungan di sektor
pertambangan nikel, semoga terlaksana.